Halo semuanya, kembali lagi di post tentang Misdinar. Baru sempat tambah pos hari ini, maafkan saya. Selanjutnya, hari ini, karena sebelumnya ada yang minta tata gerak misdinar Pemberkatan Perkawinan, maka saya akan share sedikit yang saya ketahui dari tata cara ini. Perlu diketahui lebih dahulu
bahwa dalam penerimaan Sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik ada dua jenis
yakni Sakramen Perkawinan dengan Ekaristi dan Sakramen Perkawinan tanpa
Ekaristi. Berikut bahasannya bagaimana tata gerak misdinar dalam menjadi
Pelayan Altar. Tata cara yang saya berikan disini tidak sepenuhnya bisa dipakai
di daerah lain karena itu tergantung budaya setempat. Berikut disajikan bagian penting yang berbeda saja dengan Misa Hari Minggu Biasa, ingat, hanya bagian yang berbeda saja tugas misdinarnya. Kalau bagian umum tata acaranya bukan ini.
A. Ritus
Pembuka
Sebelum
perarakan masuk kedalam gereja, rombongan mempelai dan umat sudah menunggu di
pendopo (depan) gereja. Imam dan misdinar keluar dari Sakristi melalui gedung
gereja (jangan lupa untuk menghormat Altar dan Tabernakel ketika melewati Panti
Imam) lalu berjalan menuju pintu depan gereja. Misdinar harus membawa mikrofon
dan Hisop dan Aspergil (air perecikan). Ketika sudah tiba di depan, Imam akan
menyambut rombongan dengan kata-kata pembukaan dan berkat. Setelah itu, Imam
akan mereciki semua umat yang datang. Selanjutnya perwakilan rombongan akan
meminta Imam untuk memberkati dan mengukuhkan perkawinan kedua mempelai menurut
tata cara Gereja Katolik. Imam akan menutup dengan pernyataan penerimaan atau
ajakan untuk masuk kedalam gereja.
Lalu akan
dilanjutkan dengan perarakan diiringi Lagu Pembukaan. Susunan perarakan adalah
misdinar berada paling depan, dilanjutkan oleh Imam, lalu mempelai, dan
terakhir seluruh umat. Setelah tiba di depan Altar, Imam, misdinar dan mempelai
akan menghormat Altar dan Tabernakel seperti Ekaristi Hari Minggu Biasa.
Selanjutnya Imam mencium Altar dan akan mengambil tempat di mimbar, misdinar
lalu bertugas untuk mengembalikan Hisop dan Aspergil serta mikrofon yang dibawa
tadi. Kemudian kembali ke posisinya seperti biasa. Mempelai akan mengambil
tempat di tempat yang telah disediakan.
Setelah lagu
Pembukaan selesai, Imam membuka dengan Tanda Salib dan dilanjutkan seperti
biasanya hingga Doa Pembuka selesai.
B. Liturgi
Sabda
Misdinar hanya
perlu fokus mendengarkan Sabda Tuhan sampai pada Homili.
C. Pemberkatan
Perkawinan
Dilakukan
setelah selesai Homili. Imam akan datang mendekati kedua mempelai dan
selanjutnya memberikan kata pengantar. Misdinar bersiap-siap memegang mikrofon
yang akan digunakan mempelai dan Imam. Sebelumnya dua orang saksi maju dan
mendampingi mempelai. Selanjutnya Imam akan bertanya kepada kedua mempelai
tentang ketulusan hati dalam menjalani perkawinan, kesediaan saling mengasihi
dan menghormati sepanjang hidup, dan kesediaan untuk mendidik anak mereka nanti
sesuai dengan hukum Kristus dan Gereja-Nya. Setelah mempelai merasa mereka
bersedia, dilanjutkan dengan kesepakatan dan pengucapan janji perkawinan.
Misdinar jangan lupa untuk menjadi “fasilitator” mikrofon dengan memegangnya
ketika Imam dan mempelai berkata-kata. Perlu didiskusikan terlebih dahulu
dengan Imam apakah misdinar perlu memegang mikrofon saat Imam menggunakannya
atau tidak perlu. Dekatkan mikrofon jika Imam perlu misdinar untuk membantu,
jangan sampai Imam merasa terkekang geraknya jika ingin memberkati mempelai. Selanjutnya,
Imam akan memberkati Perkawinan dengan berdoa dan menumpangkan tangan di atas
kepala kedua mempelai. Disini, misdinar diperlukan untuk memegang mikrofon
ketika Imam berdoa dan bersiap sedia dengan Hisop dan Aspergil di tangan.
Setelah berdoa, Imam akan mereciki mempelai. Setelah itu, dilakukan Ritus
Pelengkap Perkawinan. Sesuai dengan namanya, ini hanya pelengkap saja. Ada tiga
hal yang akan dilakukan dalam Ritus Pelengkap Perkawinan ini yakni Pemberkatan
dan Pengenaan Cincin, Pembukaan Kerudung, Pemberkatan Kitab Suci, Salib, dan
Rosario, dan tambahan lainnya sesuai budaya setempat (contoh pemberkatan ulos
untuk budaya Batak, atau yang lainnya). Misdinar tetap bersiap dengan mikrofon
dan Hisop-Aspergil. Namun, perlu tambahan lagi, yakni sebagai pemegang
perlengkapan yang akan diberkati. Contohnya, ketika Imam akan memberkati
cincin, misdinar memegangnya dan menurunkan tangannya supaya Imam mudah
memberkatinya. Imam lalu berdoa dan mereciki perlengkapan tersebut dengan air
suci. Setelah cincin diberkati Imam mengambilnya dan memberikannya kepada
mempelai pria terlebih dahulu untuk dikenakan kepada mempelai wanita, dan
selanjutnya demikian dengan cincin untuk mempelai pria. Kalau pemberkatan Kitab
Suci, Salib dan Rosario juga sama tetapi setelah diberkati lalu diserahkan
sementara kepada keluarga. Dibeberapa daerah, ada yang Keluarganya lalu
memberikan kembali kepada kedua mempelai, dan ada pula yang langsung
menerimanya sementara. Setelah semuanya selesai, dilanjutkan dengan Syahadat
dan Doa Umat.
C. Liturgi Ekaristi
Ini hanya ada
jika Ekaristi memang dilakukan. Jadi misdinar perlu menanyakan terlebih dahulu
kepada Koster atau Imam apakah ada Ekaristi atau tidak. Jika tidak, Imam akan
melanjutkan dengan Doa Bapa Kami. Jika ada, maka dilanjutkan dengan Ekaristi
seperti biasanya. Tugas misdinar tidak ada yang berbeda. Semua tugas msidinar
berjalan seperti biasanya hingga ke Doa Sesudah Komuni.
Selanjutnya
mempelai akan menghadap ke Bunda Maria membawa lilin dan rangkaian bunga dan
berdoa di Patung Bunda Maria. Misdinar harus mempersiapkan lilinnya dan korek api. Lilin dinyalakan oleh mempelai laki-laki di depan Patung Bunda Maria, sementara rangkaian bunga diletakkan oleh mempelai perempuan. Setelah tiba di depan Patung Bunda Maria, mereka berdoa khusus memohon pertolongan dan keterlibatan Bunda Maria dan diakhiri dengan tiga kali Doa Salam Maria. Setelah itu kembali ketempat duduk untuk
selanjutnya akan menerimakan Berkat Penutup. Setelah Berkat Penutup, semuanya
berjalan seperti Ekaristi biasanya yakni menghormat Altar dan Tabernakel.
Selanjutnya, Imam biasanya tidak langsung ke Sakristi tapi dilanjutkan dengan
berfoto dengan kedua mempelai. Misdinar sebaiknya langsung mempersiapkan
aksesoris foto (bunga) dan memindahkan tempat duduk mempelai ketempat lain
supaya mudah untuk berfoto.
Demikianlah tata cara misdinar
untuk Misa Penerimaan Sakramen Perkawinan. Sekali lagi, setiap daerah punya
budaya setempat, silahkan sesuaikan dengan budaya itu. Misdinar perlu
berkoordinasi dengan Imam apa saja yang perlu dipersiapkan semisal nanti akan ada hal tambahan yang perlu diperhatikan misdinar. Kritik dan saran membangun
sangat saya harapkan supaya semakin bermanfaat. Semoga Tuhan memberkati kita.
Selamat bertugas, dan salam Misdinar.
Catatan:
Biasanya di beberapa daerah
sebelum mempelai diberkati (bagian C), keduanya menghadap orangtua keduanya
untuk memohon izin dan restu (Sungkeman dalam istilah Bahasa Jawa). Misdinar
perlu menyiapkan dua buah bantal untuk mempelai sekiranya mereka akan berlutut
dihadapan orangtua mereka. Mikrofon juga disiapkan jika dalam teks ada kalimat
yang ingin diucapkan oleh mempelai atau Imam jika harus menumpangkan tangannya. Jika Imam harus menumpangkan kedua tangannya, misdinar harus sigap untuk memegang buku teks tata cara yang digunakan Imam dengan posisi yang tidak mengganggu gerak Imam dan mudah bagi Imam untuk membaca teksnya. Misdinar cukup memberikannya kepada mempelai
tidak perlu memegangnya. Setelah itu, lalu dilanjutkan dengan Pemberkatan
Perkawinan.
Comments
Post a Comment